GPS Jammer seukuran tas Jinjing Dengan perangkat ini, data posisi sistem navigasi sangat mudah dimanipulasi.
GPS Jammer ini memiliki ukuran yang cukup untuk diletakkan di sebuah tas jinjing. Perangkat ini dapat mengelabui perangkat navigasi dengan memberikan koordinat-koordinat palsu. Belum ada perlindungan yang nyata melawan serangan ini. Bila sistem navigasi Anda memberikan arah yang keliru, tentu saja ini bukan kesalahan Paul Kinter. Kinter adalah seorang profesor di Cornell University yang telah menemukan cara untuk mengelabui sinyal GPS. Sebenarnya, sang peneliti ini iingin membangun sebuah receiver khusus yang akan meneliti efek solar beacon pada satelitGPS. Namun, hasilnya sebuah hal yang berbeda, yaitu GPS receiver ala hacker. Manipulasinya ternyata cukup sederhana. GPS receiver awalnya hanya berfungsi seperti sebuah amplifier dari sinyal yang sudah ada. Untuk itu, transmitter harus berada di sekitar korban, paling tidak dalam radius 50 meter, tergantung
dari kondisinya. Perangkat GPS selalu mencari sinyal
yang terkuat sehingga transmitter "palsu" dalam beberapa
detik dijadikan sebagai referensi utama. Ini akan membuat penyerang dapat memanipulasi
informasi posisi GPS pada perangkat korban. Selain itu, transmitter yang berukuran sebesar
tas jinjing ini masih dapat dirampingkan menjadi seukuran kotak korek api. Paling tidak, itu yang diyakini oleh Kinter. Untungnya, sistem navigasi kendaraan bukan target serangan
utama. Karena kendaraan bergerak terlalu cepat, transmitter harus dipasang langsung pada kendaraan. Namun, penjahat dapat menggunakan perangkat ini untuk tujuan lain, misalnya memanipulasi bracelet elektronik. Institusi penegak hukum di Amerika Serikat menggunakan bracelet elektronik ini untuk memantau para tahanan rumah. Para penjahat dapat bebas bergerak melalui perangkat GPS-Hack ini. Perangkat ini dapat deengan mudah memanipulasi data GPS pada bracelet elektronik. Perlindungan mahal: dengan multi antena dan enkripsi Bila berpikir bahwa senjata yang dikendalikan melalui GPS seperti roket dapat dimanipulasi dengan
transmitter, tentu saja keliru. Militer menggunakan sebuah jaringan GPS khusus yang berbeda. Satelit mengirim koordinat ke perangkat dalam bentuk terenkripsi. Walaupun varian
militer sudah memiliki fungsi keamanan yang baik sejak lama, sinyal GPS sipil yang dikirim satelit masih dalam format plain text. Solusinya, sinyal GPS sipil harus dienkripsi. Namun, untuk itu, sebuah update software pada perangkat GPS tidaklah cukup. Dalam banyak kasus, perangkat harus ditambah dengan sebuah chip enkripsi khusus. Alternatifnya, tersedia varian
dual antena tiap perangkat. Dengan sebuah runtime measuring sinyal, perangkat dapat menentukan dari arah mana sinyal datang dan mendeteksi transmitter hacker. Namun, solusi yang paling menjanjikan sepertinya datang dari Eropa dengan sistem navigasi EU Galileo yang siap beroperasi pada 2013 dan sudah menawarkan sistem enkripsi.
Info: www.cornell.edu
Artikel sepenuhnya diambil dari Majalah Chip Edisi Desember 2008 (milik sendiri dan bukan pinjaman)
Artikel ini saya posting dengan niat semata-mata untuk pengetahuan semata, jika ada yang keberatan dengan artikel ini ?
Atau Anda setuju dengan artikel ini, tolong tinggalkan komentar.
dari kondisinya. Perangkat GPS selalu mencari sinyal
yang terkuat sehingga transmitter "palsu" dalam beberapa
detik dijadikan sebagai referensi utama. Ini akan membuat penyerang dapat memanipulasi
informasi posisi GPS pada perangkat korban. Selain itu, transmitter yang berukuran sebesar
tas jinjing ini masih dapat dirampingkan menjadi seukuran kotak korek api. Paling tidak, itu yang diyakini oleh Kinter. Untungnya, sistem navigasi kendaraan bukan target serangan
utama. Karena kendaraan bergerak terlalu cepat, transmitter harus dipasang langsung pada kendaraan. Namun, penjahat dapat menggunakan perangkat ini untuk tujuan lain, misalnya memanipulasi bracelet elektronik. Institusi penegak hukum di Amerika Serikat menggunakan bracelet elektronik ini untuk memantau para tahanan rumah. Para penjahat dapat bebas bergerak melalui perangkat GPS-Hack ini. Perangkat ini dapat deengan mudah memanipulasi data GPS pada bracelet elektronik. Perlindungan mahal: dengan multi antena dan enkripsi Bila berpikir bahwa senjata yang dikendalikan melalui GPS seperti roket dapat dimanipulasi dengan
transmitter, tentu saja keliru. Militer menggunakan sebuah jaringan GPS khusus yang berbeda. Satelit mengirim koordinat ke perangkat dalam bentuk terenkripsi. Walaupun varian
militer sudah memiliki fungsi keamanan yang baik sejak lama, sinyal GPS sipil yang dikirim satelit masih dalam format plain text. Solusinya, sinyal GPS sipil harus dienkripsi. Namun, untuk itu, sebuah update software pada perangkat GPS tidaklah cukup. Dalam banyak kasus, perangkat harus ditambah dengan sebuah chip enkripsi khusus. Alternatifnya, tersedia varian
dual antena tiap perangkat. Dengan sebuah runtime measuring sinyal, perangkat dapat menentukan dari arah mana sinyal datang dan mendeteksi transmitter hacker. Namun, solusi yang paling menjanjikan sepertinya datang dari Eropa dengan sistem navigasi EU Galileo yang siap beroperasi pada 2013 dan sudah menawarkan sistem enkripsi.
Info: www.cornell.edu
Artikel sepenuhnya diambil dari Majalah Chip Edisi Desember 2008 (milik sendiri dan bukan pinjaman)
Artikel ini saya posting dengan niat semata-mata untuk pengetahuan semata, jika ada yang keberatan dengan artikel ini ?
Atau Anda setuju dengan artikel ini, tolong tinggalkan komentar.
EmoticonEmoticon