Pesawat Tabrak Motor, Dua Tewas
TANGERANG - Pesawat latih jenis Tobago 10 dengan register PK-AGU milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Kabupaten Tangerang, menabrak sepeda motor saat hendak landing (mendarat) di Bandar Udara Budiarto tepatnya pada Runway 30, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Senin (19/4) pagi.
Akibat tabrakan tersebut, dua pengendara sepeda motor yaitu Yopi Hermawan (16) siswa kelas I SMK Bhakti Anindya kampus LEPISI dan Azzumar (23), warga Kampung Rau Timur, Kelurahan Cimuncang, Kota Serang, tewas. Keduanya tewas di lokasi kejadian dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang untuk keperluan otopsi.
Sementara instruktur pilot Teja Ariputra (23) dan siswa Sephazka Abidillah (19) hingga pukul 22.00 WIB dalam keadaan kritis dan masih dirawat di Siloam Hospital, Karawaci. Kedua korban kritis itu menjalani operasi di lantai III karena mengalami luka di bagian kepala dan kaki akibat benturan. Sementara kondisi badan pesawat rusak parah, bahkan beberapa bagian pesawat terhempas keluar dari jalur runway.
Ketua STPI Curug, Darwis Amin menyatakan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 08.30 WIB. “Pada saat pesawat latih buatan Perancis tahun 2003 itu hendak take off lagi setelah landing, sayap bagian kiri menyambar pengendara sepeda motor yang sedang melintas di runway, “ kata Darwis.
Akibat tabrakan itu, kata Darwin, pengendara sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi B 3924 MDQ yang dikendarai Yopi Hermawan dan Azzumar terpental dari jalur runway ke rumput. “Pesawat dengan kecepatan 300 kilometer per jam dengan instruktur Teja Ariputra dan siswa Sephazka Abidillah yang membawa pesawat menjadi kehilangan kendali hingga terguling-guling sekitar 100 meter. Pesawat ini juga sempat keluar dari jalur runway setelah terbalik,” ujar Darwis.
Yopi dan Azzumar yang ditabrak itu langsung tewas di lokasi kejadian karena mengalami luka di bagian kepala. Sedangkan instruktur dan siswa yang sedang belajar membawa pesawat mengalami luka cukup serius karena sempat terhimpit oleh badan pesawat yang mereka tumpangi.
Darwis mengatakan, STPI Curug sudah lama mengeluhkan banyak warga dan pengendara sepeda motor yang lalu lalang di areal runway. “Kami sudah minta pengelola Bandar Udara Budiarto untuk menertibkan karena area bandara merupakan wilayah terbatas yang tidak mudah dimasuki oleh manusia maupun hewan. Hal ini diatur dalam Undang Undang tentang Penerbangan,” keluh Darwin.
Kata dia, insiden yang memakan korban jiwa itu pihak yang paling bertanggung jawab adalah pengelola bandara karena STPI hanya sebagai pengguna fasilitas. Di kawasan bandara ini tidak hanya digunakan oleh STPI tapi sejumlah instansi terkait seperti Nusa Flying School, Fly Training, dan Badan Kalibrasi Penerbangan.
Lebih lanjut Darwis menjelaskan, instruktur pilot Teja Ariputra adalah alumni angkatan 59. Warga Taman Aster Blok BG I Nomor 2, Cipondoh, Kota Tangerang, ini memang ditugaskan untuk melatih siswa untuk membawa pesawat karena beberapa persyaratan instruktur telah dipenuhi. Sementara, Sephazka Abidillah adalah siswa semester III jurusan penerbang. Warga Blok B No 9, Graha Parung, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat. “Selama perawatan mereka di rumah sakit sudah ditanggung oleh semua oleh asuransi,” tandasnya.
Kapten Toos dan Sulaiman Dayan Asmana, petugas investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang ditemui di lokasi kejadian menyatakan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan data untuk mengetahui secara jelas penyebab kecelakaan yang merenggut dua nywa itu. “Kami masih mengumpulkan data kenapa sampai bisa kendaraan masuk ke jalur runway, “ujarnya.
Hal senada diungkapkan Sulaiman. Setelah mengumpulkan data lalu membuat kesimpulan untuk mengusulkan dari berbagai aspek penyebab kecelakaan. Pihak KNKT memang kerap mendengar warga masuk ke areal runway. Pihak pengelola sudah beberapa kali menutup tembok jalur masuk warga ke runway tersebut tapi dirusak lagi.
Kata Sulaiman, secara teknis baik mesin pesawat maupun cuaca sangat mendukung untuk melakukan penerbangan. “Ini murni kecelakaan akibat gangguan landasan dan sebab kelalaian keamanan pengelola bandara,” terangnya.
Menyikapi hal tersebut Kepala Bandara Budiarto, Agus Santosa saat dikonfirmasi di kantornya tidak ada di tempat. “Bapak tidak ada di tempat karena sedang rapat bersama STPI membahas kejadian di runway,” ujar seorang staf perempuan di depan kantor Agus Santoso.
Sementara itu, Wakil Direktur RS Siloam Hospital, dr Mangantar Marpaung membenarkan ada dua pasien yang masuk dari STPI. “Saat tiba di sini kondisi pasien tersebut dalam kondisi tidak sadar karena mengalami luka di bagian kepala dan kaki,” tegas Mangantar.
Karena lukanya dinilai cukup serius, kedua pasien itu harus segera dioperasi. “Sampai saat ini kondisi pasien belum normal mungkin karena trauma akibat kejadian tersebut,” ujar Mangantar yang juga sebagai pengurus pusat Partai Damai Sejahtra ini.
Kemarin, pesawat latih jenis Tobago 10 dengan register PK-AGU sudah ditarik ke hanggar dalam kondisi rusak. Kerusakan yang paling parah terlihat paling depan persisnya di bagian mesin. Mesin dan badan pesawat telah terpisah. Sedangkan tempat duduk instruktur dan siswa sudah dalam keadaan penyok.(mg-07/jpnn)
Sumber : http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=54325
Akibat tabrakan tersebut, dua pengendara sepeda motor yaitu Yopi Hermawan (16) siswa kelas I SMK Bhakti Anindya kampus LEPISI dan Azzumar (23), warga Kampung Rau Timur, Kelurahan Cimuncang, Kota Serang, tewas. Keduanya tewas di lokasi kejadian dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang untuk keperluan otopsi.
Sementara instruktur pilot Teja Ariputra (23) dan siswa Sephazka Abidillah (19) hingga pukul 22.00 WIB dalam keadaan kritis dan masih dirawat di Siloam Hospital, Karawaci. Kedua korban kritis itu menjalani operasi di lantai III karena mengalami luka di bagian kepala dan kaki akibat benturan. Sementara kondisi badan pesawat rusak parah, bahkan beberapa bagian pesawat terhempas keluar dari jalur runway.
Ketua STPI Curug, Darwis Amin menyatakan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 08.30 WIB. “Pada saat pesawat latih buatan Perancis tahun 2003 itu hendak take off lagi setelah landing, sayap bagian kiri menyambar pengendara sepeda motor yang sedang melintas di runway, “ kata Darwis.
Akibat tabrakan itu, kata Darwin, pengendara sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi B 3924 MDQ yang dikendarai Yopi Hermawan dan Azzumar terpental dari jalur runway ke rumput. “Pesawat dengan kecepatan 300 kilometer per jam dengan instruktur Teja Ariputra dan siswa Sephazka Abidillah yang membawa pesawat menjadi kehilangan kendali hingga terguling-guling sekitar 100 meter. Pesawat ini juga sempat keluar dari jalur runway setelah terbalik,” ujar Darwis.
Yopi dan Azzumar yang ditabrak itu langsung tewas di lokasi kejadian karena mengalami luka di bagian kepala. Sedangkan instruktur dan siswa yang sedang belajar membawa pesawat mengalami luka cukup serius karena sempat terhimpit oleh badan pesawat yang mereka tumpangi.
Darwis mengatakan, STPI Curug sudah lama mengeluhkan banyak warga dan pengendara sepeda motor yang lalu lalang di areal runway. “Kami sudah minta pengelola Bandar Udara Budiarto untuk menertibkan karena area bandara merupakan wilayah terbatas yang tidak mudah dimasuki oleh manusia maupun hewan. Hal ini diatur dalam Undang Undang tentang Penerbangan,” keluh Darwin.
Kata dia, insiden yang memakan korban jiwa itu pihak yang paling bertanggung jawab adalah pengelola bandara karena STPI hanya sebagai pengguna fasilitas. Di kawasan bandara ini tidak hanya digunakan oleh STPI tapi sejumlah instansi terkait seperti Nusa Flying School, Fly Training, dan Badan Kalibrasi Penerbangan.
Lebih lanjut Darwis menjelaskan, instruktur pilot Teja Ariputra adalah alumni angkatan 59. Warga Taman Aster Blok BG I Nomor 2, Cipondoh, Kota Tangerang, ini memang ditugaskan untuk melatih siswa untuk membawa pesawat karena beberapa persyaratan instruktur telah dipenuhi. Sementara, Sephazka Abidillah adalah siswa semester III jurusan penerbang. Warga Blok B No 9, Graha Parung, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat. “Selama perawatan mereka di rumah sakit sudah ditanggung oleh semua oleh asuransi,” tandasnya.
Kapten Toos dan Sulaiman Dayan Asmana, petugas investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang ditemui di lokasi kejadian menyatakan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan data untuk mengetahui secara jelas penyebab kecelakaan yang merenggut dua nywa itu. “Kami masih mengumpulkan data kenapa sampai bisa kendaraan masuk ke jalur runway, “ujarnya.
Hal senada diungkapkan Sulaiman. Setelah mengumpulkan data lalu membuat kesimpulan untuk mengusulkan dari berbagai aspek penyebab kecelakaan. Pihak KNKT memang kerap mendengar warga masuk ke areal runway. Pihak pengelola sudah beberapa kali menutup tembok jalur masuk warga ke runway tersebut tapi dirusak lagi.
Kata Sulaiman, secara teknis baik mesin pesawat maupun cuaca sangat mendukung untuk melakukan penerbangan. “Ini murni kecelakaan akibat gangguan landasan dan sebab kelalaian keamanan pengelola bandara,” terangnya.
Menyikapi hal tersebut Kepala Bandara Budiarto, Agus Santosa saat dikonfirmasi di kantornya tidak ada di tempat. “Bapak tidak ada di tempat karena sedang rapat bersama STPI membahas kejadian di runway,” ujar seorang staf perempuan di depan kantor Agus Santoso.
Sementara itu, Wakil Direktur RS Siloam Hospital, dr Mangantar Marpaung membenarkan ada dua pasien yang masuk dari STPI. “Saat tiba di sini kondisi pasien tersebut dalam kondisi tidak sadar karena mengalami luka di bagian kepala dan kaki,” tegas Mangantar.
Karena lukanya dinilai cukup serius, kedua pasien itu harus segera dioperasi. “Sampai saat ini kondisi pasien belum normal mungkin karena trauma akibat kejadian tersebut,” ujar Mangantar yang juga sebagai pengurus pusat Partai Damai Sejahtra ini.
Kemarin, pesawat latih jenis Tobago 10 dengan register PK-AGU sudah ditarik ke hanggar dalam kondisi rusak. Kerusakan yang paling parah terlihat paling depan persisnya di bagian mesin. Mesin dan badan pesawat telah terpisah. Sedangkan tempat duduk instruktur dan siswa sudah dalam keadaan penyok.(mg-07/jpnn)
Sumber : http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=54325
Kredit bayi tabung
Ikut Bayi Tabung Bisa Kredit Lho...
JAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya biaya program bayi tabung membuat sebagian besar pasangan suami istri terkadang bimbang dan berpikir dua kali sebelum mengikuti program ini. Pasalnya, ongkos paling murah untuk program biaya bayi tabung ini seharga satu unit mobil.
Namun, keinginan untuk menimang momongan menjadi kebutuhan mendesak. Untuk itu, Klinik Yasmin Kencana Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggandeng Bank Mandiri guna menyediakan kredit bagi pasangan suami istri yang ingin mengikuti program ini. Bunganya pun ringan, karena mencapai 0 persen.
Demikian disampaikan Kepala Klinik Yasmin Kencana dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), di sela-sela seminar Penanganan Ganggan Kesuburan Pada Pasutri, di RSCM, Jakarta, Minggu (25/4/2010)."Kami mengupayakan kerjasama dengan Bank Mandiri untuk dimungkinkan mendapatkan kredit dengan bunga 0 persen. Kalau bisa pembyarannya nyicil selama 1 tahun. Ini tentu akan meringankan buat pasien," kata Andon.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Bank Mandiri untuk pengucuran kredit ini. Menurutnya, pemberian kredit untuk bayi tabung ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
Sebelumnya, pihaknya telah melakukan program kredit untuk pengobatan Katarak dan telah berhasil. Karena itu, diharapkan program ini juga bisa sukses untuk bayi tabung. "Diharapkan dengan adanya program kredit, peserta nggak memikirkan keuangan. Jadi pasien nggak usah harus ada uang," jelasnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.25.15110234
Penulis: ANI Editor: wah
JAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya biaya program bayi tabung membuat sebagian besar pasangan suami istri terkadang bimbang dan berpikir dua kali sebelum mengikuti program ini. Pasalnya, ongkos paling murah untuk program biaya bayi tabung ini seharga satu unit mobil.
Namun, keinginan untuk menimang momongan menjadi kebutuhan mendesak. Untuk itu, Klinik Yasmin Kencana Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggandeng Bank Mandiri guna menyediakan kredit bagi pasangan suami istri yang ingin mengikuti program ini. Bunganya pun ringan, karena mencapai 0 persen.
Demikian disampaikan Kepala Klinik Yasmin Kencana dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), di sela-sela seminar Penanganan Ganggan Kesuburan Pada Pasutri, di RSCM, Jakarta, Minggu (25/4/2010)."Kami mengupayakan kerjasama dengan Bank Mandiri untuk dimungkinkan mendapatkan kredit dengan bunga 0 persen. Kalau bisa pembyarannya nyicil selama 1 tahun. Ini tentu akan meringankan buat pasien," kata Andon.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan Bank Mandiri untuk pengucuran kredit ini. Menurutnya, pemberian kredit untuk bayi tabung ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia.
Sebelumnya, pihaknya telah melakukan program kredit untuk pengobatan Katarak dan telah berhasil. Karena itu, diharapkan program ini juga bisa sukses untuk bayi tabung. "Diharapkan dengan adanya program kredit, peserta nggak memikirkan keuangan. Jadi pasien nggak usah harus ada uang," jelasnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.25.15110234
Penulis: ANI Editor: wah
Lokasi Film Laskar Pelangi Dilestarikan
Lokasi Film Laskar Pelangi Dilestarikan
PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Bangka Belitung melestarikan lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur sebagai aset budaya dan pariwisata.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk melestarikan lokasi shooting film Laskar Pelangi, terutama bangunan SD Muhammadiyah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Belitung (Babel) Yan Megawandi di Pangkal Pinang, Kamis (22/4/2010).
Menurut dia, lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi tersebut nantinya menjadi obyek wisata baru yang potensial sehingga mampu menarik wisatawan Nusantara dan mancanegara.
Ia mengatakan, film Laskar Pelangi mampu membuat Babel menjadi terkenal dan menjadi daerah tujuan wisata, terutama di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.
Film Laskar Pelangi yang diambil dari novel karya putra asli Belitung, Andrea Hirata, Produser Mira Lesmana, dan Sutradara Riri Riza itu bercerita tentang ironi dunia pendidikan.
"Film Laskar Pelangi memiliki perjuangan dalam memajukan pendidikan yang relevan dengan perkembangan saat ini, apalagi Pulau Bangka dan Belitung masih mengalami krisis sumber daya manusia," ujarnya.
Ia mengatakan, kehadiran film Laskar Pelangi yang dikenal jutaan masyarakat Indonesia secara tidak langsung sudah mengangkat dunia kepariwisataan Babel.
"Lewat film Laskar Pelangi, kami juga mudah mempromosikan potensi kepariwisataan Babel untuk menyukseskan program Visit Babel Archi 2010," ujarnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.22.22595854
PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Bangka Belitung melestarikan lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur sebagai aset budaya dan pariwisata.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk melestarikan lokasi shooting film Laskar Pelangi, terutama bangunan SD Muhammadiyah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Belitung (Babel) Yan Megawandi di Pangkal Pinang, Kamis (22/4/2010).
Menurut dia, lokasi pengambilan gambar film Laskar Pelangi tersebut nantinya menjadi obyek wisata baru yang potensial sehingga mampu menarik wisatawan Nusantara dan mancanegara.
Ia mengatakan, film Laskar Pelangi mampu membuat Babel menjadi terkenal dan menjadi daerah tujuan wisata, terutama di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.
Film Laskar Pelangi yang diambil dari novel karya putra asli Belitung, Andrea Hirata, Produser Mira Lesmana, dan Sutradara Riri Riza itu bercerita tentang ironi dunia pendidikan.
"Film Laskar Pelangi memiliki perjuangan dalam memajukan pendidikan yang relevan dengan perkembangan saat ini, apalagi Pulau Bangka dan Belitung masih mengalami krisis sumber daya manusia," ujarnya.
Ia mengatakan, kehadiran film Laskar Pelangi yang dikenal jutaan masyarakat Indonesia secara tidak langsung sudah mengangkat dunia kepariwisataan Babel.
"Lewat film Laskar Pelangi, kami juga mudah mempromosikan potensi kepariwisataan Babel untuk menyukseskan program Visit Babel Archi 2010," ujarnya.
Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.22.22595854
Subscribe to:
Posts (Atom)